Majenang- Selasa, 07 November 2023. Prodi Pendidikan Agama Islam STAI Sufyan Tsauri Majenang selenggarakan diskusi ilmiah untuk mahasiswa, acara ini dilaksanakan oleh Himpunan Mahasiswa Prodi (HIMPRO) PAI. kegiatan tersebut mengusung tema yang cukup kekinian, yakni “Peluang dan Tantangan Guru PAI dalam Kurikulum Merdeka”.
Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Lt. 2 STAI Sufyan Tsauri Majenang. Dalam laporannya Ketua HIMPRO Rizki Widiasmara menyampaikan bahwa diskusi ilmiah ini merupakan program kerja yang rutin dilaksanakan pada tiap bulan, dengan tema yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan wawasan mahasiswa Prodi PAI.
Diskusi tersebut secara khusus menyoroti perubahan signifikan dalam dunia pendidikan di Indonesia sejak diberlakukannya Kurikulum Merdeka. Mahasiswa dan para pakar pendidikan sepakat bahwa peluang untuk menerapkan pendekatan yang lebih holistik dalam pengajaran PAI telah meningkat secara signifikan. Selain itu, perubahan kurikulum ini memberikan ruang yang lebih luas bagi guru PAI untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam metode pengajaran mereka.
Namun demikian, para peserta diskusi juga mengidentifikasi beberapa tantangan krusial yang dihadapi oleh para guru PAI. Salah satu tantangan utama adalah penyesuaian diri dengan pendekatan pembelajaran yang lebih inklusif, terbuka, dan berpusat pada siswa. Guru PAI perlu melampaui batasan kurikulum konvensional dan mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dalam konteks kekinian yang relevan bagi kebutuhan peserta didik.
Ketua Prodi PAI Sarno Hanipudin, M.Pd.I., menyampaikan apresiasinya kepada panitia yang telah all out dalam menyiapkan kegiatan.
“Diskusi ilmiah merupakan kebutuhan primer bagi mahasiswa, untuk itu kegiatan semacam ini perlu dikuatkan dan di suport agar kita update dengan isu-isu yang berkembang di luar sana, apalagi dengan narasumber yang kompeten”. tutur sarno.
Diskusi ilmiah ini menghadrikan Narasumber yakni Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Persatuan Guru Madrasah (PGM) Kabupaten Cilacap Ali Sodikin, M.Pd. Peningkatan kualitas pendidikan PAI dalam era Kurikulum Merdeka merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, institusi pendidikan, dan para praktisi pendidikan. Hanya melalui kerja sama yang erat, kita dapat memastikan bahwa peserta didik mendapatkan pendidikan agama yang holistik dan sesuai dengan tuntutan zaman.
beliau menuturkan bahwa “sebagai mahasiswa prodi Pendidikan Agama Islam yang nantinya akan menjadi guru PAI, harus ada penguatan terhadap diri sendiri, harus mempunyai pergaulan yang luas, harus open mindset serta jangan takut mencoba hal-hal yang baru selama itu hal yang positif”. tutur ali
Dalam rangka mengatasi tantangan ini, sebagian besar peserta diskusi sepakat bahwa upaya kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan lembaga pendidikan terkait perlu ditingkatkan. Program pelatihan dan pengembangan konten kurikulum yang memadai serta penyediaan infrastruktur yang mendukung dianggap penting untuk memastikan bahwa guru PAI memiliki sumber daya yang cukup untuk menghadapi perubahan kurikulum dengan percaya diri.
Diskusi ilmiah yang dipandang sebagai tonggak penting dalam upaya meningkatkan pemahaman dan kesadaran terhadap isu-isu pendidikan di Indonesia ini diharapkan akan menjadi langkah awal menuju transformasi yang lebih luas dalam pendidikan PAI di tengah era Kurikulum Merdeka.
Diskusi ilmiah ini diikuti oleh mahasiswa program studi Pendidikan Agama Islam STAI Sufyan Tsauri Majenang, dan kegiatan ini akan terus diselenggarakan agar dapat memacu pemikiran yang kritis serta dapat menambah wawasan bagi mahasiswa prodi PAI khususnya.